Berapa Kadar Lemak dan Kolesterol Anda?

Secara umum, seseorang tidak akan dapat mengetahui kadar lemak dan kolesterol yang terdapat dalam tubuhnya tanpa melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan lemak dan kolesterol akan menginformasikan data perkiraan kadar lemak dan kolesterol dalam tubuh serta risiko yang bisa jadi membahayakan tubuh. Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi panduan dalam mengatur pola hidup sehingga terhindar dari berbagai risiko seperti penyakit jantung dan stroke.

        1. Kolesterol total

Kadar kolesterol tinggi memicu terjadinya aterosklerosis. Oleh karena itu, pemeriksaan ini digunakan sebagai salah satu faktor risiko aterosklerosis.

2. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL seringkali disebut 'kolesterol jahat' karena dapat menempel di dinding pembuluh darah dan mempersempit rongga pembuluh darah. Mengonsumsi makanan kaya lemak jenuh berlebihan dapat meningkatkan kadar LDL. Kadar LDL yang tinggi meningkatkan risiko Anda terhadap kejadian penyakit jantung.

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui profil lemak dan menilai keberhasilan pengobatan. Dulu, kadar kolesterol LDL ditetapkan melalui perhitungan namun ternyata diketahui bahwa kadar kolesterol LDL yang didapatkan dari metode perhitungan tidak akurat saat pasien memiliki kadar trigliserida yang tinggi (> 400 mg/dL) atau saat pasien tidak berpuasa dengan benar. Saat ini telah ada metode untuk menetapkan kadar kolesterol LDL secara langsung (direct) dan keuntungannya, pasien tidak perlu puasa. Anda perlu memastikan bahwa laboratorium yang Anda pilih menggunakan metode langsung (direk) tersebut.

3. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)

HDL seringkali disebut sebagai 'kolesterol baik' karena bertugas untuk membawa kelebihan kolesterol yang tertinggal di pembuluh darah lalu membawanya ke hati untuk diproses lebih lanjut. Kadar HDL yang tinggi dipercaya dapat melindungi Anda terhadap kejadian penyakit jantung.

Pemeriksaan ini bermanfaat dalam menilai profil lemak dan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan cara menentukan jumlah kolesterol yang terkandung dalam partikel HDL.

4. Trigliserida

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Saat kita makan, tubuh mengubah kalori yang tidak digunakan dalam bentuk trigliserida yang kemudian disimpan dalam sel lemak. Trigliserida dilepaskan untuk menghasilkan energi saat tubuh membutuhkannya. Jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak dibanding kalori yang digunakan (misalnya untuk beraktivitas), maka kadar trigliserida akan meningkat. Peningkatan kadar trigliserida (hipertrigliseridemia) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan menjadi tanda adanya sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah kombinasi antara peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar gula darah, kelebihan lemak di sekitar perut (obesitas sentral), kadar HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi. Sindrom metabolik akan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes dan stroke.

5. Apolipoprotein B (Apo B)

Kolesterol tidak dapat larut dalam darah sehingga membutuhkan 'carrier' atau pembawa untuk membawa kolesterol ke seluruh tubuh. Pembawanya berupa protein yang disebut sebagai apolipoprotein/apoprotein (apo). Kesatuan antara kolesterol dan apolipoprotein itu dikenal sebagai lipoprotein. Banyak sekali jenis lipoprotein, namun yang paling banyak dikenal yaitu LDL dan HDL.

Pemeriksaan Apo B bermanfaat untuk meningkatkan prediksi risiko PJK. Semakin tinggi kadar Apo B, walaupun kadar LDL normal tetap saja meningkatkan risiko PJK. Jumlah Apo B menggambarkan jumlah partikel lipoprotein berbahaya yang bersifat aterogenik (dapat memicu proses aterosklerosis).

Mulailah selektif dalam memilih makanan yang akan Anda konsumsi. Bila perlu periksa label makanan untuk mengetahui jumlah lemak jenuh yang terkandung dalam makanan. Disamping itu, lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat membahayakan diri Anda.