Tidak Semua Kolester...
11 Feb 2019
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang beredar di dalam darah, dan seringkali dianggap oleh awam sebagai zat yang harus dihindari, salah satunya karena menjadi penyebab serangan jantung. Padahal kita tidak bisa hidup tanpa zat yang sebagian besar diproduksi di hati itu. Yang membuat tidak baik itu karena kita jarang melakukan aktivitas fisik yang rutin, maka pembakaran kolesterolnya tidak ada sehingga menumpuk dan menimbulkan gangguan.
Tidak semua kolesterol, jenis lemak yang beredar dalam darah itu tidak baik. Tubuh membutuhkan kolesterol sebagai bahan baku utama dalam proses metabolisme. Namun, kolesterol dapat berubah dari kawan menjadi lawan ketika terjadi aterosklerosis atau penumpukkan kolesterol berlebihan yang membentuk plaque dan mampu menyumbat aliran darah sehingga dapat menjadi penyebab utama seseorang terkena serangan jantung.
Penumpukkan kolesterol merupakan proses yang sangat kompleks, berlangsung dalam waktu lama, dan terjadi secara diam-diam tanpa menimbulkan gejala yang mencurigakan. Hal tersebut dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti konsumsi makanan berlemak berlebih, gaya hidup tidak sehat, serta kurangnya berolahraga.
Secara kronologis, perkembangan dari plaque aterosklerosis adalah sebagai berikut:
Kapan Disebut Berbahaya?
Bahaya kolesterol tinggi dapat dipahami sebagai penurunan produksi kolesterol baik (HDL) sebagai akibat dari gangguan di dalam hati atau kelebihan pasokan kolesterol jahat (LDL). Untuk mengetahui apakah seseorang mempunyai risiko terkena serangan jantung atau stroke, dapat dilacak melalui kadar kolesterol dalam darah (mg/dL) seperti:
Kadar normal di bawah 200 mg/dl, ambang batas 200-240 mg/dl, tidak normal diatas 240 mg/dl.
Kadar normal di bawah 130 mg/dl, ambang batas 130-160, tidak normal diatas 160 mg/dl.
Kadar normal di atas 45 mg/dl, ambang batas 45-45 mg/dl, tidak normal dibawah 45 mg/dl.
Kadar normal dibawah 200 mg/dl, ambang batas 200-400 mg/dl, tidak normal diatas 400 mg/dl.
Kadar kolesterol (mg/dl) tersebut diperuntukkan bagi mereka yang tidak terdiagnosis menderita penyakit jantung kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Mulailah lakukan tes tersebut pada usia 20-an tahun, dan kalau hasilnya normal, diulang setiap 5 tahun sekali. Dengan kadar kolesterol normal (dibawah 190), risiko terkena penyakit jantung di usia 70 tahun hanya 10%. Jika kadar kolesterol berlebih (diatas 300), risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah di usia 40 tahun terjadi 40%.